Sabtu, 29 Desember 2012

Mengobati Kerinduan Menulis



Mengobati Kerinduan Menulis


Dulu sewaktu saya duduk dibangku SMA kelas satu, saya pernah membaca buku yang berjudul ‘Tafakur’.  Mungkin salah satu diantara kalian juga ada yang sudah pernah membaca buku tersebut.  Buku itu berisikan tentang pengalaman rohani sehari-hari yang sering kali kita temui namun mungkin tidak selalu kita sadari.  Untuk nama pengarang saya lupa tidak mencatatnya, jadi mungkin untuk teman-teman yang penasaran harus benar-benar mencari dengan gigih untuk menemukan buku tersebut.
Pada saat itu buku tersebut mungkin bisa mendapatkan predikat “Book of The Years” (walaupun hanya selingkup SMA saya saja pada saat itu, hehee) karena sangking happening-nya kita rela ngbela-belain untuk membaca buku tersebut yang terbagi menjadi tiga golongan. Golongan pertama adalah mereka yang tidak sabaran karena tidak mau mengantri dan langsung membeli buku yang sama untuk dibaca dan dijaga agar tidak kusut.  Golongan kedua adalah golongan yang terinspirasi dari golongan pertama, cuma sayangnya uang saku mereka tidak sebanyak golongan pertama sehingga hanya cukup untuk foto copy satu buku lalu membacanya berulang-ulang.  Dan golongan ketiga adalah mereka yang dikatakan sebagai pemuda-pemudi pejuang Indonesia saat ini, karena dapat memanfaatkan sumber daya yang ada dari dua golongan yang sudah saya sebutkan di atas.  Mereka tidak lain tidak bukan adalah para peminjam yang sekuat tenaga berjuang membaca buku dengan cepat agar memahami isi buku sesuai deadline yang sudah disepakati bersama, cara yang dilakukan selain dengan membaca adalah dengan menulis beberapa cerita yang mungkin dirasa benar-benar menyentuh hati sang pembaca saat itu.  Hal ini dilakukan karena mereka tidak mungkin bisa membaca lagi atau membagi dengan orang lain bila bukunya sudah dikembalikan.  Nah, bila teman-teman merasa penasaran sudah ada beberapa cerita yang saya upload dalam blog saya yang dirasa menyentuh hati saya pada saat itu, hehee. 
            Dan dari hari-hari terakhir saya belakangan ini, saya rasa juga bisa masuk dalam kategori ‘Tafakur’.  Dari cerita yang paling terbaru yaitu tragedi hilangnya dopet dan alhamdulillah akhirnya dompet kembali lagi ke tangan saya saat ini.  Jadi kronologi ceritanya seperti ini, hari itu tanggal 22 Desember 2012 yang ditetapkan sebagai hari ibu bertepatan juga dengan hari pembagian laporan hasil belajar atau raport di sekolah adik saya.  Orang tua diwajibkan mengambil raport, sedangkan siswa diperbolehkan untuk tidak masuk sekolah berarti adik saya libur pada hari itu.  Dan hari itu juga, tante saya mendapat rezeki cathering dan membutuhkan bala bantuan untuk mengerjakannya, lalu sebagai keponakan yang kurang begitu rajin dan sedikit banyak memiliki sifat malas (hehehee) tentunya saya lebih senang jalan-jalan dan beralasan untuk “besok masi mau nganter mama dulu trus ke perpus bentar” atau “nanti aquw mau jemput mama, kasian soalnya kan sendirian” (hihihihii). Padahal, bila sudah mulai mengerjakan yaaa I feel happy, many tastes and tasters hhehe. Tapi ya begitulah, karena hari itu kami juga berencana untuk melakukan beberapa hal.  
            Selanjutnya, ketika mama saya bilang minta jemput saya langsung bergegas berangkat. Karena bensin habis, maka saya pergi ke pom bensin daerah Ajung yang tidak terlalu ramai sehingga tidak perlu mengantri terlalu lama.  Nah, mulailah kutukan itu.  Disana saya melihat bapak-bapak meminta amal dan yang terlintas dipikiran saya (mbatin) ”Hmmm.. pak ini yo, masa minta-minta atas nama Islam, padahal Islam kan kaya, emang ya ga mau berusaha, ckckckk...”.  Lalu setelah giliran saya mengisi bensin, saya mendapat uang kembalian lima ribu rupiah dan tidak langsung saya masukkan ke dalam dompet sehingga ketika bapak itu melihat saya lalu dia menghampiri dan berkata ”Amal mbak, amal..” lalu saya cuma menunduk dan berkata ”Maaf ya pak”. Selanjutnya saya pun bergegas berangkat dan kepikiran ”Jangan-jangan duitku ntar ilang niy ga ngasih bapak itu, wes ta masukin yang dalem biar ga ilang ato jangan-jangan dompet quw yang ilang pas nanti, huhuuu ndak Ya Alloh, saya jahat Ya Alloh, jangan diilangin Ya Alloh”.  Namun selama perjalanan menuju kampus saya terus saja mbatin bapak itu, dan yang terlintas hanya hal negatif, negatif, negatif, dan negatif yang tidak sanggup saya paparkan karena tidak baik bila dibaca anak-anak di bawah umur hehee.
            Dan ternyata saudara-saudara yang terjadi adalah sesampainya di kampus ketika sudah mau pilih-pilih kerudung dengan mama, waktunya bayar ”Lohh, dompet quw mana yo mom?? pertanyaan saya pada mama.  Haduuu-haduu kebingungan mulai melanda sejak saat itu, akhirnya kita langsung pulang sambil tengak-tengok di jalan sapa tau terjatuh dan belum ketemu siapa-siapa.  Tapi ternyata tidak ada dan hari itu juga saya langsung mengurus surat kehilangan di Polsek Mangli.  Selanjutnya, malamnya bikin status di Facebook dan berharap siapa tahu ada diantara friends facebook ada yang tahu, atau mendengar ada dompet yang terjatuh. Tapi ternyata mendapat respon yang cukup informatif dari beberapa saudara yaitu pakde saya lalu diberi saran dan tutorial singkat cara untuk mengurus surat-surat di bank ataupun kantor samsat dan juga dari tante saya mengajari doa-doa khusus supaya barang yang hilang bisa segera ditemukan.
            Lalu keesokan paginya, seperti biasa saya bangun pagi dan mengerjakan proyek of the year.  Lalu tiba-tiba ada sms masuk katanya dari mbak Iphe dan menanyakan tentang dompet saya yang hilang, “Lohh-lohh apakah ini orang yang menemukan dompet saya??” hal itu yang terlintas di pikiran saya. Alhamdulillah, ternyata memang dia yang menemukan dompet saya. Ternyata dia adalah alumni MIPA Kimia Unej atau juga bisa dibilang kakak angkatan saya, akhirnya kita janjian untuk bertemu dikosan mbak Iphe sekitar jam 10 pagi.  Setelah bertemu dan ngobrol dengan mbak Iphe ternyata dia saat ini sedang bekerja di lembaga amal Jember yang bernama Rizki, Maha Besar Alloh yang menciptakan dunia ini.  Berawal dari rasa under estimate pada bapak amal malah diselamatkan oleh anggota badan amal, Ya Alloh alhamdulillahi robbil alamin.  Dan ternyata saat ini mbak Iphe sedang merentas mimpinya, cita-citanya juga mungkin yang akan segera terwujud.   Untuk mbak Iphe, semoga apa yang dicita-citakan bisa segera terwujud dan menjadi berkah bagi sesamanya, bagi orang-orang disekitarnya, aminn.  Dan untuk ibu yang menemukan dompet saya, semoga dilancarkan usahanya dan diberi berkah pada setiap langkah keputusan yang diambilnya, aminnn.  


Sunday 14.00 WIB

December 23rd, 2012.




            Menjelang pergantian akhir tahun ini, banyak doa harapan yang akan kami release, karena di tahun 2013 akan ada banyak sekali pembuktian some of my dream, keputusan dan tanggung jawab yang lebih besar lagi.  Dan semoga setiap keputusan yang kami ambil adalah keputusan yang berkah, yang dapat semakin mendekatkatkan kami kepada-Mu, yang dapat menambah kecintaan kami kepada-Mu.  Lindungilah kami selalu Ya Alloh Swt. disetiap jalan yang kami ambil, bantulah kami dalam mewujudkan cita-cita, harapan, ataupun usaha kami untuk memuliakan orang-orang disekitar kami, yang kami hormati, kasihi, dan sayangi, amiinn.  Terima kasih atas semua berkah, lindungan, dan kasih-Mu pada tahun ini.


Sunday 05.15 WIB

December 30th, 2012.

1 komentar:

  1. "Mengobati Kerinduan Menulis", menjawab beberapa teka-teki dlm pemikiran saya ttg kejadian-kejadian & berita ttg anda di seputar hari itu.. :)
    Membaca tulisan ini membuat saya harus mengingat bahwa Tuhan memang membuat rangkaian kejadian dlm hidup saya yg bisa saya temukan hikmahnya dengan sejenak bersimpati pada peristiwa yg terjadi pada orang-orang terdekat saya :)

    get succez... hopefully, all the best for U..
    luph u... :*

    BalasHapus