Mengobati Kerinduan Menulis
Dulu
sewaktu saya duduk dibangku SMA kelas satu, saya pernah membaca buku yang
berjudul ‘Tafakur’. Mungkin salah satu
diantara kalian juga ada yang sudah pernah membaca buku tersebut. Buku itu berisikan tentang pengalaman rohani
sehari-hari yang sering kali kita temui namun mungkin tidak selalu kita
sadari. Untuk nama pengarang saya lupa
tidak mencatatnya, jadi mungkin untuk teman-teman yang penasaran harus
benar-benar mencari dengan gigih untuk menemukan buku tersebut.
Pada
saat itu buku tersebut mungkin bisa mendapatkan predikat “Book of The Years”
(walaupun hanya selingkup SMA saya saja pada saat itu, hehee) karena sangking happening-nya kita rela ngbela-belain
untuk membaca buku tersebut yang terbagi menjadi tiga golongan. Golongan
pertama adalah mereka yang tidak sabaran karena tidak mau mengantri dan
langsung membeli buku yang sama untuk dibaca dan dijaga agar tidak kusut. Golongan kedua adalah golongan yang
terinspirasi dari golongan pertama, cuma sayangnya uang saku mereka tidak
sebanyak golongan pertama sehingga hanya cukup untuk foto copy satu buku lalu
membacanya berulang-ulang. Dan golongan
ketiga adalah mereka yang dikatakan sebagai pemuda-pemudi pejuang Indonesia
saat ini, karena dapat memanfaatkan sumber daya yang ada dari dua golongan yang
sudah saya sebutkan di atas. Mereka
tidak lain tidak bukan adalah para peminjam yang sekuat tenaga berjuang membaca
buku dengan cepat agar memahami isi buku sesuai deadline yang sudah disepakati bersama, cara yang dilakukan selain
dengan membaca adalah dengan menulis beberapa cerita yang mungkin dirasa
benar-benar menyentuh hati sang pembaca saat itu. Hal ini dilakukan karena mereka tidak mungkin
bisa membaca lagi atau membagi dengan orang lain bila bukunya sudah dikembalikan. Nah, bila teman-teman merasa penasaran sudah
ada beberapa cerita yang saya upload
dalam blog saya yang dirasa menyentuh hati saya pada saat itu, hehee.
Dan dari hari-hari terakhir saya
belakangan ini, saya rasa juga bisa masuk dalam kategori ‘Tafakur’. Dari cerita yang paling terbaru yaitu tragedi
hilangnya dopet dan alhamdulillah akhirnya dompet kembali lagi ke tangan saya
saat ini. Jadi kronologi ceritanya
seperti ini, hari itu tanggal 22 Desember 2012 yang ditetapkan sebagai hari ibu
bertepatan juga dengan hari pembagian laporan hasil belajar atau raport di
sekolah adik saya. Orang tua diwajibkan
mengambil raport, sedangkan siswa diperbolehkan untuk tidak masuk sekolah
berarti adik saya libur pada hari itu. Dan
hari itu juga, tante saya mendapat rezeki cathering
dan membutuhkan bala bantuan untuk mengerjakannya, lalu sebagai keponakan yang
kurang begitu rajin dan sedikit banyak memiliki sifat malas (hehehee) tentunya
saya lebih senang jalan-jalan dan beralasan untuk “besok masi mau nganter mama
dulu trus ke perpus bentar” atau “nanti aquw mau jemput mama, kasian soalnya
kan sendirian” (hihihihii). Padahal, bila sudah mulai mengerjakan yaaa I feel
happy, many tastes and tasters hhehe. Tapi ya begitulah, karena hari itu kami juga berencana untuk melakukan
beberapa hal.
Selanjutnya,
ketika mama saya bilang minta jemput saya langsung bergegas berangkat. Karena
bensin habis, maka saya pergi ke pom bensin daerah Ajung yang tidak terlalu
ramai sehingga tidak perlu mengantri terlalu lama. Nah, mulailah kutukan itu. Disana saya melihat bapak-bapak meminta amal
dan yang terlintas dipikiran saya (mbatin)
”Hmmm.. pak ini yo, masa minta-minta atas nama Islam, padahal Islam kan kaya,
emang ya ga mau berusaha, ckckckk...”.
Lalu setelah giliran saya mengisi bensin, saya mendapat uang kembalian
lima ribu rupiah dan tidak langsung saya masukkan ke dalam dompet sehingga
ketika bapak itu melihat saya lalu dia menghampiri dan berkata ”Amal mbak,
amal..” lalu saya cuma menunduk dan berkata ”Maaf ya pak”. Selanjutnya saya pun
bergegas berangkat dan kepikiran ”Jangan-jangan duitku ntar ilang niy ga ngasih
bapak itu, wes ta masukin yang dalem biar ga ilang ato jangan-jangan dompet quw
yang ilang pas nanti, huhuuu ndak Ya Alloh, saya jahat Ya Alloh, jangan
diilangin Ya Alloh”. Namun selama
perjalanan menuju kampus saya terus saja mbatin
bapak itu, dan yang terlintas hanya hal negatif, negatif, negatif, dan negatif
yang tidak sanggup saya paparkan karena tidak baik bila dibaca anak-anak di
bawah umur hehee.
Dan
ternyata saudara-saudara yang terjadi adalah sesampainya di kampus ketika sudah
mau pilih-pilih kerudung dengan mama, waktunya bayar ”Lohh, dompet quw mana yo
mom?? pertanyaan saya pada mama.
Haduuu-haduu kebingungan mulai melanda sejak saat itu, akhirnya kita langsung
pulang sambil tengak-tengok di jalan sapa tau terjatuh dan belum ketemu
siapa-siapa. Tapi ternyata tidak ada dan
hari itu juga saya langsung mengurus surat kehilangan di Polsek Mangli. Selanjutnya, malamnya bikin status di Facebook dan berharap siapa tahu ada
diantara friends facebook ada yang
tahu, atau mendengar ada dompet yang terjatuh. Tapi ternyata mendapat respon
yang cukup informatif dari beberapa saudara yaitu pakde saya lalu diberi saran
dan tutorial singkat cara untuk mengurus surat-surat di bank ataupun kantor
samsat dan juga dari tante saya mengajari doa-doa khusus supaya barang yang
hilang bisa segera ditemukan.
Lalu
keesokan paginya, seperti biasa saya bangun pagi dan mengerjakan proyek of the
year. Lalu tiba-tiba ada sms masuk katanya
dari mbak Iphe dan menanyakan tentang dompet saya yang hilang, “Lohh-lohh
apakah ini orang yang menemukan dompet saya??” hal itu yang terlintas di
pikiran saya. Alhamdulillah, ternyata memang dia yang menemukan dompet saya. Ternyata
dia adalah alumni MIPA Kimia Unej atau juga bisa dibilang kakak angkatan saya,
akhirnya kita janjian untuk bertemu dikosan mbak Iphe sekitar jam 10 pagi. Setelah bertemu dan ngobrol dengan mbak Iphe ternyata dia saat ini sedang bekerja di
lembaga amal Jember yang bernama Rizki, Maha Besar Alloh yang menciptakan dunia
ini. Berawal dari rasa under estimate pada bapak amal malah
diselamatkan oleh anggota badan amal, Ya Alloh alhamdulillahi robbil
alamin. Dan ternyata saat ini mbak Iphe
sedang merentas mimpinya, cita-citanya juga mungkin yang akan segera
terwujud. Untuk mbak Iphe, semoga apa yang
dicita-citakan bisa segera terwujud dan menjadi berkah bagi sesamanya, bagi
orang-orang disekitarnya, aminn. Dan
untuk ibu yang menemukan dompet saya, semoga dilancarkan usahanya dan diberi
berkah pada setiap langkah keputusan yang diambilnya, aminnn.
Sunday 14.00 WIB
December 23rd, 2012.
Menjelang pergantian akhir tahun ini,
banyak doa harapan yang akan kami release,
karena di tahun 2013 akan ada banyak sekali pembuktian some of my dream, keputusan dan tanggung jawab yang lebih besar
lagi. Dan semoga setiap keputusan yang
kami ambil adalah keputusan yang berkah, yang dapat semakin mendekatkatkan kami
kepada-Mu, yang dapat menambah kecintaan kami kepada-Mu. Lindungilah kami selalu Ya Alloh Swt. disetiap
jalan yang kami ambil, bantulah kami dalam mewujudkan cita-cita, harapan,
ataupun usaha kami untuk memuliakan orang-orang disekitar kami, yang kami
hormati, kasihi, dan sayangi, amiinn. Terima
kasih atas semua berkah, lindungan, dan kasih-Mu pada tahun ini.
"Mengobati Kerinduan Menulis", menjawab beberapa teka-teki dlm pemikiran saya ttg kejadian-kejadian & berita ttg anda di seputar hari itu.. :)
BalasHapusMembaca tulisan ini membuat saya harus mengingat bahwa Tuhan memang membuat rangkaian kejadian dlm hidup saya yg bisa saya temukan hikmahnya dengan sejenak bersimpati pada peristiwa yg terjadi pada orang-orang terdekat saya :)
get succez... hopefully, all the best for U..
luph u... :*